Abstract

ABSTRAK


Di Indonesia, obat tradisional sebagai bagian dari obat bahan alam Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu: jamu, obat herbal terstandar dan fitofarmaka. Pengetahuan masyarakat mengenai jenis-jenis obat tradisional tergolong masih rendah terutama fitofarmaka. Walaupun demikian, masyarakat khususnya kaum muda cenderung lebih banyak menggunakan obat tradisional secara swamedikasi atau Self-medication (pengobatan sendiri) umumnya untuk mengatasi gejala ringan dari penyakit yang dialaminya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap terhadap penggunaan fitofarmaka secara swamedikasi.


Penelitian ini dilakukan secara Cross-sectional dengan instrumen kuisioner. Sampel penelitian ini merupakan mahasiswa farmasi di Sekolah Tinggi Farmasi Mahaganesha. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dengan menetapkan sejumlah kriteria inklusi dan eksklusi penelitian. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji Kendall tau-b dan tau-c.


Hasil penelitian terhadap 101 responden bahwa sebagian besar mahasiswa Sekolah Tinggi Farmasi Mahaganesha memiliki kategori pengetahuan yang cukup (83,2%) terkait fitofarmaka, kategori sikap kurang baik (51,5%) dan kategori tindakan yang baik (53,5%) terkait penggunaan fitofarmaka dalam swamedikasi. Hasil analisis signifikansi menunjukkan tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dengan sikap dan pengetahuan dengan tindakan sedangkan, sikap dengan tindakan terdapat hubungan yang signifikan sebesar 0,000 dengan keeratan hubungan kuat sebesar 0,548 dan arah hubungannya positif yaitu semakin tinggi sikap maka semakin tinggi juga tindakannya.


Kata kunci:  Obat Tradisional, Fitofarmaka, Swamedikasi, Pengetahuan, Mahasiswa Farmasi.